Bahaya Di Balik Nikmat nya Teh
BAGI anda penikmat teh u atau teh yang di seduh di poci,mulai kini harus ber hati-hati.pasalnya,Kemungkinan dari teh yang anda minum tersebut,bisa mengakibatkan kanker,atau memberikan generasi yang cacat pada keturunan anda.
Hal itu di kemukakan mantan Menteri Kehutanan RI Ir.Hasjrul Harahap MM. saat mempertahankan di sertasinya yang berjudul “Pengaruh Pencemaran Timbal dari Kendaraan Bermotor dan Tanah terhadap Tanaman dan Mutu Teh”,di Gedung Rektorat Lt.6,Kampus IPB Bogor ,belum lama ini.
Untuk di sertasinya Hasjrul Harahap melakukan penelitian dan pengambilan data di tiga perkebunan teh di Indonesia,yaitu perkebunan teh Gunung Mas (Kabupaten Bogor),Perkebunan teh Malabar(Kab Bandung).
Pengaruh pencemaran imbal balik menjadi perhatian nya ,mengingat rata-rata perkebunan teh di Indonesia banyak di tanam di kiri-kanan jalan raya yang ramai di lalui kendaraan bermotor . “ Timbal termasuk logam berat dan banyak di hasilkan asap kendaraan bermotor .tercatat 88 persen total timbal yang di emisikan ke udara berasal dari asap sisa pembakaran kendaraan bermotor,”jelasnya , di hadapan para penguji dan hadirin yang memenuhi ruangan tersebut ..
Logam berat merupakan unsure pencemar yang sangat berbahaya,karena dapat merusak kesehatan manusia .”Hal itu karena unsur-unsur logam berat memiliki afinitas yang sangat besar terhadap senyawa belerang,yang banyak di kandung dalan enzim . Akibatnya , enzim menjadi tidak stabil ,dan kehilangan fungsinya . “papar Hasjrul.
Udara sebagai media pencemaran ,katnya ,dapat berfungsi sebagai perantara dalam penyebaran tanaman yang ada di sekitar udara tercemar ,ttermasuk teh.Dari hasil penelitiannya pada tahun 2000,Hasjrul mendapatkan bahwa semakin jauh tanaman the dari pencemaran udara ,maka kadar timbal yang terdapat di tanaman teh makin kecil.
“Hal itu di buktikan melalui analisis pucuk induk ,pucuk kering dan pucuk bubuk ,dengan perbedaan jarak tanaman dari jalan yang padat dilalui kendaraan ,”ulas Hasjru”.Timbal yang melayang di udara ,masuk ke tanaman teh melalui stomata pada daun ,dan penyerapan dari tanah oleh akar .Tinggi rendahnya tingkat kandungan timbal dalam teh di pengaruhi beberapa hal ,seperti lokasi perkebunan ,pengaruh angin ,pengaruh aliran permukaan ,serta pengaruh keramaian kendaraan.
“Oleh karna itu ,contoh di ambil pada hari Sabtu dan Minggu , setiap 2 minggu sekali,untuk udara .Dan satu bulan sekali untuk tanah dan tanaman .Pasalnya ,pada hari-hari itu ,lalu lalang kendaraan lebih padat dari hari biasanya .Sementara untuk jarak ,di ambil 10,80,dan 160 meter dari tepi jalan ,”ungkap putra kelahiran Pematang Siantar-Sumatra Utara,73 tahun lalu .
The Bogor paling tercemar
Dari hasil penelitian yang di lakukan selama setahun,di tiga daerah berbeda tadi ,di peroleh hasil bahwa perbedaan lokasi perkebunan the berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan timbale di udara .”Dan ternyata ,kandungan udara timbal tertinggi terdapat di daerah perkebunan teg Gunung Mas (Kab.Bogor),pada jarak 10 meter dari jalan raya utama ,”ucapnya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar