· Karakter pertama adalah konsumen
Indonesia yang cenderung mempunyai memori yang pendek. Mereka adalah konsumen
yang lebih fokus kepada manfaat produk jangka pendek. Mereka adalah konsumen
yang pembosan dan cepat lupa. Apa tren ke depan? Saya yakin, tren yang terjadi
adalah bahwa karakter ini akan semakin melemah. Dari waktu ke waktu, konsumen
Indonesia akan semakin menggunakan memori jangka panjangnya. Mereka
akan semakin siap untuk menerima suatu produk yang memberi manfaat jangka
panjang. Bila demikian, akan ada kesempataan bagi produsen yang mengedukasi
pelanggan untuk tidak hanya berpikir jangka pendek tetapi mau menerima setiap
manfaat jangka panjang.Akan ada kesempatan yang semakin besar bagi asuransi
untuk menjual produk dengan manfaat jangka panjang. Pasar bagi vitamin dan
makanan yang menyehatkan dalam jangka panjang akan semakin mendapatkan
peluangnya. Pertanyaannya, kapan perubahan ini akan terjadi? Inilah yang akan
tetap menjadi pertanyaan yang harus dijawab dari tahun ke tahun melalui
riset customer insight.
· Karakter kedua adalah konsumen
Indonesia yang cenderung tidak memiliki perencanaan. Bagaimana trennya? Saya
yakin, dalam jangka panjang, karakter ini akan semakin melemah. Dengan
kata lain, karakter sebaliknya akan semakin terbangun. Konsumen Indonesia akan
semakin lebih banyak menggunakan pola pembelian yang terencana. Jumlah
pembelian secara impulsive akan semakin berkurang. Mereka
cenderung untuk mempunyai skedul yang lebih teratur. Mereka akan terbiasa
melakukan pemesanan terlebih dahulu. Jasa delivery akan
semakin berkembang. Jasa yang membutuhkan pre-bookingseperti airline dan
hotel juga akan semakin berkembang.
· Karakter ketiga adalah konsumen
Indonesia yang cenderung berkelompok dan suka berumpul. Apa tren ke depan?
Mudah diduga, konsumen kita akan semakin memperlihatkan karakter yang
berlawanan. Mereka akan cenderung semakin individualistik. Sejalan dengan
tingkat pendidikan dan kelas sosial yang semakin meningkat, maka konsumen sudah
mulai membatasi kehidupannya yang berkelompok. Mereka lebih tidak mudah
dipengaruhi oleh perilaku kelompok dalam menentukan produk atau jasa yang akan
mereka beli dan gunakan.
· Karakter keempat adalah konsumen
Indonesia yang tidak adaptif terhadap teknologi baru. Dalam jangka panjang, karakter
ini akan semakin berlawanan arah. Konsumen Indonesia yang memiliki tingkat
pendidikan yang semakin tinggi, sudah pasti akan semakin adaptif terhadap
teknologi tinggi. Penetrasi teknologi tinggi akan semakin cepat.
Kelompok early adopter akan semakin besar. Tapi, hal ini akan
berlaku untuk generasi yang akan datang. Jadi, paling tidak dibutuhkan 10 tahun
lagi untuk melihat konsumen Indonesia yang adaptif terhadap teknologi tinggi
seperti konsumen di Singapura.
· Karakter kelima adalah konsumen
Indonesia yang cenderung fokus kepada konteks dan bukan konten. Ini terjadi
karena konsumen kita tidak mencerna jumlah informasi yang memadai sebelum
memutuskan untuk memilih dan membeli suatu produk. Dalam jangka panjang,
karakter ini akan semakin melemah. Mereka akan mencerna informasi lebih banyak
dan mereka akan menjadi konsumen yang semakin pandai dalam melakukan evaluasi.
Ini terjadi karena konusmen kita cenderung untuk membaca media cetak lebih
banyak.
· Karakter keenam adalah konsumen
Indonesia yang menyukai produk luar negeri. Kalau kelima karakter
sebelumnya memiliki tren yang berlawanan atau karakter yang ada semakin
melemah, maka untuk karakter keenam ini, saya yakin, akan semakin kuat di masa
mendatang. Konsumen Indonesia semakin tidak percaya akan kemampuan produk dalam
negeri. Mereka semakin menyukai produk impor atau produk yang memiliki
embel-embel luar negeri. Mereka semakin percaya bahwa produk luar negeri
memiliki kualitas yang lebih baik. Selain itu, konsumen Indonesia yang
mempunyai rasa nasionalisme yang tipis, juga akan mendorong karakter keenam ini
justru semakin menguat.
· Karakter ketujuh adalah konsumen yang
semakin memperhatikan masalah religius. Sama seperti karakter keenam, maka
karakter yang ketujuh ini juga cenderung akan semakin kuat. Pangsa pasar dari
produk-produk yang mempunyai nilai-nilai agama akan semakin besar. Konsumen
Indonesia akan semakin sensitif terhadap agama dan kepercayaan yang mereka
anut. Bank syariah akan semakin maju. Produk seperti buku, musik, makanan,
telekomunikasi, dan bahkan media yang membawa pesan-pesan keagamaan akan
semakin mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
· Karakter kedelapan adalah konsumen yang
suka pamer dan gengsi. Karakter ini juga akan semakin menguat. Tren ke depan
akan semakin memperlihatkan konsumen Indonesia yang senang mendapat pujian dari
lingkungan sekitarnya untuk masyarakat bawah. Mereka akan memamerkan produk
yang mereka beli di mana sebagian masyarakat tidak mampu membelinya. Golongan
atas akan memperhatikan status mereka. Mereka tetap akan membeli mobil yang
memberi kesan mewah. Mereka akan membeli produk-produkbranded yang
memberikan perasaan gengsi kepada mereka.
· Karakter kesembilan, yaitu konsumen Indonesia
yang banyak dipenagruhi oleh subculture? Konsumen Indonesia akan
semakin memperlihatkan persamaan daripada perbedaaan karena suku dan
geografis. Mobilitas akan semakin meningkat sehingga mereka cepat belajar
keragaman di antara konsumen yang lain. Kekuatan produk-produk nasional yang
semakin mengkikis kekuatan produk-produk lokal juga menjadi penyebab konsumen
Indonesia akan cenderung sama untuk semua daerah dan suku. Globalisasi juga
akan mempercepatnya proses persamaan ini terutama untuk segmen anak muda danaffluent.
Mereka cenderung tidak banyak dipengaruhi oleh adat-istiadat atau kebiasaaan
daerah mereka dalam memilih dan mengkonsumsi suatu produk dan layanan.
· Karakter kesepuluh, yaitu konsumen Indonesia
yang tidak peduli terhadap lingkungan, akan mengalami tren sebaliknya. Dengan
semakin tingginya tingkat pendidikan dan juga tekanan globalisasi, maka
kosnumen Indonesia akan semakin memerhatikan lingkungan. Walaupun demikian, saya
yakin, prosesnya akan lama. Minimal, dibutuhkan waktu selama 15 hingga 20 tahun
untuk menciptakan konsumen Indonesia yang mempunyai kesadaran lingkungan
seperti negara-negara yang relatif maju. Mungkin dibutuhkan lebih dari 30 tahun
untuk membuat kesadaran terhadap lingkungan seperti konsumen di Amerika.
Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen
Tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi
dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara lebih baik dari pada
pesaing. Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok,
organisasi dalam menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang,
jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk
atau jasa, menetapkan harga, perencanaan saluran, menyusun pesan, dan mengembangkan
kegiatan pemasaran lain termasuk dalam mengetahui perilaku konsumen. Pemasar
harus sepenuhnya memahami teori maupun realitas perilaku konsumen, mencakup
beberapa fakta penting tentang konsumen dan tren konsumen masa depan, seperti
PT. Toyota-Astra Motor dengan mulai menganalisa pasar dengan perencanaan tren
mobil keluarga ideal terbaik Indonesia.
Perilaku
pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling
luas dan paling dalam adalah faktor budaya.
· Faktor budaya
Budaya,
sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang
sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing
budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku,
agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan
cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat
disana.
· Faktor sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen di
pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, peran,
dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang
tersebut. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh. Peran dan status sosial seseorang menunjukkan kedudukan
orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan
status.
Contoh,
seorang yang memiliki peran sebagai manajer dan status yang lebih tinggi dari
pegawai kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia akan
tertarik dengan produk mobil dari Toyota, karena ada kesesuaian antara
kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal terbaik Indonesia,
ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan juga keluarganya, membeli rumah besar
untuk keluarganya dan lain-lain.
· Faktor pribadi
Keputusan membeli juga di pengaruhi oleh
karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam
siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, juga nilai
dan gaya hidup pembeli.
· Psikologi
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen
adalah adanya rangsangan pemasaran luar seperti ekonomi, teknologi, politik,
budaya. Satu perangkat psikologi berkombinasi dengan karakteristik konsumen
tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas
pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara
datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan pembelian akhir. Empat
proses psikologis (motivasi, persepsi, ingatan dan pembelajaran) secara
fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran.
Sebenarnya
ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang konsumen dalam pengambilan
keputusan, Misalnya faktor budaya, Lingkungan dan lain-lain. Akan tetapi
belakangan ini yang saya lihat hanya faktor diatas saja yang paling
berpengaruh.oleh karena itu hanya faktor itu saja yang saya jelaskan pada
penulisan ini.
Saya
sangat berharap jika para pembaca khususnya Ibu Yanti Budiasih selaku dosen
perilaku konsumen akan memberikan kritik ataupun saran atas penulisan
saya ini.karena saya sangat membutuhkan saran tersebut untuk penulisan
berikutnya.
SUMBER
:
- Handi
Irawan D, Chairman Frontier Consulting
Group
- http://www.marketing.co.id/blog/2012/01/21/10-karakter-unik-konsumen-indonesia/
- http://forum.kompas.com/urban-life/34622-10-perilaku-konsumen-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar