Senin, 28 Januari 2013
tugas remedial metode riset perkembangan mengenai blackberry
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan pasar perusahaan penyedia alat komunikasi (telepon selular) di Indonesia tumbuh semakin pesat bersamaan dengan tumbuhnya pasar permintaan akan telekomunikasi. Seiring berjalannya waktu, Perusahaan perusahaan selular banyak yang telah melakukan terobosan dan inovasi dalam memodernisasi alat komunikasi,contoh : perusahaan RIM (Research In Motion) asal kanada telah mengeluarkan handphone Blackberry yang didukung oleh fitur-fitur canggih, handphone ini telah diperkenalkan di Indonesia sejak 2004. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah sistem komunikasi, membantu mobilitas dalam kegiatan sehari-hari, dan untuk memenuhi permintaan masyarakat akan alat komunikasi yang lebih canggih,efisien dan efektif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian ini, masalah yang dirumuskan dan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah sikap yang sangat antusias serta respon dari seluruh masyarakat baik didalam negeri maupun luar negeri mengenai perdagangan suatu produk alat komunikasi khususnya telepon selular (handphone). Berhubung dengan harga Blackberry yang masih tergolong mahal,maka kita akan membahas tingkat kepuasan dari kalangan menengah ke atas.
1.3 Batasan Masalah
Analisis tingkat kepuasan masalah pengguna produk-produk nokia:
a. Masalah produk
b. Masalah tempat
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan konsumen telepon seluler (handphone) khususnya pengguna handphone Blackberry.
1.5 Manfaat
Manfaat telepon seluler (handphone) bagi para penggunanya sangatlah banyak sekali, antara lain: untuk mempermudah komunikasi, membantu dalam kegiatan sehari-harinya, memperbanyak teman atau relasi, manambah ilmu pengetahuan, dll.
1.6 Metodologi Penelitian
Metode Literatur
Metode Literatur adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan, mencari semua pengetahuan, data, atau informasi yang berkaitan dengan penulisan atau penelitian. Sifat dari metode ini dengan cara mengumpukan atau mencari informasi, data, teori-teori dari beberapa buku, artikel dan jurnal dari internet sesuai dengan penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Penelitian Tentang Handphone Blackberry
Melihat fenomena BlackBerry yang digemari masyarakat karena keunggulan fasilitas komunikasinya, membuat banyak perusahaan IT berkembang dan berlomba-lomba menciptakan aplikasi yang paling mutakhir untuk pengguna BlackBerry. Salah satu diantaranya adalah aplikasi Intar.Keunggulan lain juga hadir melalui teknologi kompresi yang menyebabkan biaya akses menjadi murah dan pemberitahuan jawaban pesan melalui tanda getar pada BlackBerry.Penggunaan BlackBerry semakin meluas dengan hadirnya fasilitas koneksi BlackBerry (BlackBerry Connect). Dengan BlackBerry Connect, pengguna tidak lagi harus menggunakan perangkat genggam BlackBerry untuk memanfaatkan BlackBerry Internet Solution. Pengguna hanya perlu menginstalasi BlackBerry Connect pada smartphone merek apapun yang dimiliki, kita bisa memanfaatkan BlackBerry Internet Solution.Pengguna BlackBerry handset non BlackBerry terdapat perbedaan dengan handset BlackBerry dimana Untuk handset non BlackBerry apabila aplikasinya membutuhkan koneksi GPRS/EDGE/3G maka koneksi akan dikenakan biaya GPRS sesuai operator. jumlah email yang bisa di integrasikan jika menggunakan HP BlackBerry adalah 10 email account dan jika menggunakan BlackBerry Connect tergantung memori HP .. Fasilitas lain yang menjadi andalan BlackBerry adalah pesan instan. Yahoo Messenger, Google Talk dan Skype kini telah menjadi rekanan dengan BlackBerry. Teknologi terkini memang memungkinkan kita untuk “mengobrol” (chatting) di Internet melalui telepon genggam dan Personal Digital Assistant (PDA). Tetapi yang berbeda pada BlackBerry adalah proses instalasi lengkap yang bisa dilakukan nya melalui jaringan nirkabel. Perkembangan teknologi komunikasi ini sangat berkembang dengan pesat sehingga meningkatnya para konsumen yang menggunakan teknologi komunikasi ini. Selain dapat membantu mobilitas penggunanya dalam kegiatan sehari-hari .
ISI :
2.2 Pengaruh Sistem Positioning dan Kepuasan Konsumen Handphone BlackBerry
Para konsumen handphone BlackBerry menilai product positioning handphone BlackBerry telah dilaksanakan dengan baik, dan mengenai keputusan pembelian konsumen memberikan tanggapan positif dengan melakukan pembelian terhadap handphone BlackBerry secara rasional. Hubungan antara positioning dengan keputusan pembelian konsumen, berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai 0,656 artinya terdapat hubungan yang kuat dan positif antara positioning dengan keputusan pembelian konsumen. Pengaruh positioning terhadap keputusan pembelian konsumen berdasarkan koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 43,03%, dan sisanya sebesar 56,97% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Hasil penelitian lainnya, diperoleh nilai terhitung sebesar 7,666 dan nilai tabel sebesar 1,667 dengan tingkat kekeliruan 5%. Product positioning handphone BlackBerry berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen. Sekalipun secara keseluruhan product positioning telah yang dilaksanakan berperan dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen, namun hendaknya pelaksanaan product positioning lebih ditingkatkan lagi, untuk mengantisipasi tingkat persaingan dari produk sejenis yang semakin ketat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Hasil Penelitian, Kesimpulan dan Saran
3.1.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil dari penelitian mengenai kepuasan konsumen menggunakan alat komunikasi berupa telepon seluler (handphone) BlackBerry, banyak para konsumennya menyatakan kepuasaannya baik berupa produk-produk yang diperdagangkannya maupun jasa-jasa yang lainnya. Sehingga semakin banyak pengguna produk-produk dari BlackBerry. Selain itu dari pihak produsen yaitu BlackBerry, melakukan berbagai riset, maupun inovasi-inovasi untuk meningkatkan pelayanannya dan meningkatkan kepuasaan para konsumennya.
3.1.2 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah produk-produk BlackBerry yang berupa handphone masih diminati oleh para konsumennya, baik konsumen lama maupun konsumen baru. Walaupun banyak perusahaan-perusahaan alat komunikasi makin beredar luas dan bermunculan. BlackBerry sudah memiliki berbagai outlet diseluruh Indonesia maupun luar negeri, sehingga meningkatnya konsumen yang menggunakan produk-produk dari BlackBerry.
karakteristik dari konsumen indonesia (pada umumnya) dan faktor yang paling mempengaruhi perilaku konsumen
· Karakter pertama adalah konsumen
Indonesia yang cenderung mempunyai memori yang pendek. Mereka adalah konsumen
yang lebih fokus kepada manfaat produk jangka pendek. Mereka adalah konsumen
yang pembosan dan cepat lupa. Apa tren ke depan? Saya yakin, tren yang terjadi
adalah bahwa karakter ini akan semakin melemah. Dari waktu ke waktu, konsumen
Indonesia akan semakin menggunakan memori jangka panjangnya. Mereka
akan semakin siap untuk menerima suatu produk yang memberi manfaat jangka
panjang. Bila demikian, akan ada kesempataan bagi produsen yang mengedukasi
pelanggan untuk tidak hanya berpikir jangka pendek tetapi mau menerima setiap
manfaat jangka panjang.Akan ada kesempatan yang semakin besar bagi asuransi
untuk menjual produk dengan manfaat jangka panjang. Pasar bagi vitamin dan
makanan yang menyehatkan dalam jangka panjang akan semakin mendapatkan
peluangnya. Pertanyaannya, kapan perubahan ini akan terjadi? Inilah yang akan
tetap menjadi pertanyaan yang harus dijawab dari tahun ke tahun melalui
riset customer insight.
· Karakter kedua adalah konsumen
Indonesia yang cenderung tidak memiliki perencanaan. Bagaimana trennya? Saya
yakin, dalam jangka panjang, karakter ini akan semakin melemah. Dengan
kata lain, karakter sebaliknya akan semakin terbangun. Konsumen Indonesia akan
semakin lebih banyak menggunakan pola pembelian yang terencana. Jumlah
pembelian secara impulsive akan semakin berkurang. Mereka
cenderung untuk mempunyai skedul yang lebih teratur. Mereka akan terbiasa
melakukan pemesanan terlebih dahulu. Jasa delivery akan
semakin berkembang. Jasa yang membutuhkan pre-bookingseperti airline dan
hotel juga akan semakin berkembang.
· Karakter ketiga adalah konsumen
Indonesia yang cenderung berkelompok dan suka berumpul. Apa tren ke depan?
Mudah diduga, konsumen kita akan semakin memperlihatkan karakter yang
berlawanan. Mereka akan cenderung semakin individualistik. Sejalan dengan
tingkat pendidikan dan kelas sosial yang semakin meningkat, maka konsumen sudah
mulai membatasi kehidupannya yang berkelompok. Mereka lebih tidak mudah
dipengaruhi oleh perilaku kelompok dalam menentukan produk atau jasa yang akan
mereka beli dan gunakan.
· Karakter keempat adalah konsumen
Indonesia yang tidak adaptif terhadap teknologi baru. Dalam jangka panjang, karakter
ini akan semakin berlawanan arah. Konsumen Indonesia yang memiliki tingkat
pendidikan yang semakin tinggi, sudah pasti akan semakin adaptif terhadap
teknologi tinggi. Penetrasi teknologi tinggi akan semakin cepat.
Kelompok early adopter akan semakin besar. Tapi, hal ini akan
berlaku untuk generasi yang akan datang. Jadi, paling tidak dibutuhkan 10 tahun
lagi untuk melihat konsumen Indonesia yang adaptif terhadap teknologi tinggi
seperti konsumen di Singapura.
· Karakter kelima adalah konsumen
Indonesia yang cenderung fokus kepada konteks dan bukan konten. Ini terjadi
karena konsumen kita tidak mencerna jumlah informasi yang memadai sebelum
memutuskan untuk memilih dan membeli suatu produk. Dalam jangka panjang,
karakter ini akan semakin melemah. Mereka akan mencerna informasi lebih banyak
dan mereka akan menjadi konsumen yang semakin pandai dalam melakukan evaluasi.
Ini terjadi karena konusmen kita cenderung untuk membaca media cetak lebih
banyak.
· Karakter keenam adalah konsumen
Indonesia yang menyukai produk luar negeri. Kalau kelima karakter
sebelumnya memiliki tren yang berlawanan atau karakter yang ada semakin
melemah, maka untuk karakter keenam ini, saya yakin, akan semakin kuat di masa
mendatang. Konsumen Indonesia semakin tidak percaya akan kemampuan produk dalam
negeri. Mereka semakin menyukai produk impor atau produk yang memiliki
embel-embel luar negeri. Mereka semakin percaya bahwa produk luar negeri
memiliki kualitas yang lebih baik. Selain itu, konsumen Indonesia yang
mempunyai rasa nasionalisme yang tipis, juga akan mendorong karakter keenam ini
justru semakin menguat.
· Karakter ketujuh adalah konsumen yang
semakin memperhatikan masalah religius. Sama seperti karakter keenam, maka
karakter yang ketujuh ini juga cenderung akan semakin kuat. Pangsa pasar dari
produk-produk yang mempunyai nilai-nilai agama akan semakin besar. Konsumen
Indonesia akan semakin sensitif terhadap agama dan kepercayaan yang mereka
anut. Bank syariah akan semakin maju. Produk seperti buku, musik, makanan,
telekomunikasi, dan bahkan media yang membawa pesan-pesan keagamaan akan
semakin mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
· Karakter kedelapan adalah konsumen yang
suka pamer dan gengsi. Karakter ini juga akan semakin menguat. Tren ke depan
akan semakin memperlihatkan konsumen Indonesia yang senang mendapat pujian dari
lingkungan sekitarnya untuk masyarakat bawah. Mereka akan memamerkan produk
yang mereka beli di mana sebagian masyarakat tidak mampu membelinya. Golongan
atas akan memperhatikan status mereka. Mereka tetap akan membeli mobil yang
memberi kesan mewah. Mereka akan membeli produk-produkbranded yang
memberikan perasaan gengsi kepada mereka.
· Karakter kesembilan, yaitu konsumen Indonesia
yang banyak dipenagruhi oleh subculture? Konsumen Indonesia akan
semakin memperlihatkan persamaan daripada perbedaaan karena suku dan
geografis. Mobilitas akan semakin meningkat sehingga mereka cepat belajar
keragaman di antara konsumen yang lain. Kekuatan produk-produk nasional yang
semakin mengkikis kekuatan produk-produk lokal juga menjadi penyebab konsumen
Indonesia akan cenderung sama untuk semua daerah dan suku. Globalisasi juga
akan mempercepatnya proses persamaan ini terutama untuk segmen anak muda danaffluent.
Mereka cenderung tidak banyak dipengaruhi oleh adat-istiadat atau kebiasaaan
daerah mereka dalam memilih dan mengkonsumsi suatu produk dan layanan.
· Karakter kesepuluh, yaitu konsumen Indonesia
yang tidak peduli terhadap lingkungan, akan mengalami tren sebaliknya. Dengan
semakin tingginya tingkat pendidikan dan juga tekanan globalisasi, maka
kosnumen Indonesia akan semakin memerhatikan lingkungan. Walaupun demikian, saya
yakin, prosesnya akan lama. Minimal, dibutuhkan waktu selama 15 hingga 20 tahun
untuk menciptakan konsumen Indonesia yang mempunyai kesadaran lingkungan
seperti negara-negara yang relatif maju. Mungkin dibutuhkan lebih dari 30 tahun
untuk membuat kesadaran terhadap lingkungan seperti konsumen di Amerika.
Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen
Tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi
dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara lebih baik dari pada
pesaing. Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok,
organisasi dalam menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang,
jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk
atau jasa, menetapkan harga, perencanaan saluran, menyusun pesan, dan mengembangkan
kegiatan pemasaran lain termasuk dalam mengetahui perilaku konsumen. Pemasar
harus sepenuhnya memahami teori maupun realitas perilaku konsumen, mencakup
beberapa fakta penting tentang konsumen dan tren konsumen masa depan, seperti
PT. Toyota-Astra Motor dengan mulai menganalisa pasar dengan perencanaan tren
mobil keluarga ideal terbaik Indonesia.
Perilaku
pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling
luas dan paling dalam adalah faktor budaya.
· Faktor budaya
Budaya,
sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang
sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing
budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku,
agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan
cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat
disana.
· Faktor sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen di
pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, peran,
dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang
tersebut. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh. Peran dan status sosial seseorang menunjukkan kedudukan
orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan
status.
Contoh,
seorang yang memiliki peran sebagai manajer dan status yang lebih tinggi dari
pegawai kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia akan
tertarik dengan produk mobil dari Toyota, karena ada kesesuaian antara
kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal terbaik Indonesia,
ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan juga keluarganya, membeli rumah besar
untuk keluarganya dan lain-lain.
· Faktor pribadi
Keputusan membeli juga di pengaruhi oleh
karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam
siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, juga nilai
dan gaya hidup pembeli.
· Psikologi
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen
adalah adanya rangsangan pemasaran luar seperti ekonomi, teknologi, politik,
budaya. Satu perangkat psikologi berkombinasi dengan karakteristik konsumen
tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas
pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara
datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan pembelian akhir. Empat
proses psikologis (motivasi, persepsi, ingatan dan pembelajaran) secara
fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran.
Sebenarnya
ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang konsumen dalam pengambilan
keputusan, Misalnya faktor budaya, Lingkungan dan lain-lain. Akan tetapi
belakangan ini yang saya lihat hanya faktor diatas saja yang paling
berpengaruh.oleh karena itu hanya faktor itu saja yang saya jelaskan pada
penulisan ini.
Saya
sangat berharap jika para pembaca khususnya Ibu Yanti Budiasih selaku dosen
perilaku konsumen akan memberikan kritik ataupun saran atas penulisan
saya ini.karena saya sangat membutuhkan saran tersebut untuk penulisan
berikutnya.
SUMBER
:
- Handi
Irawan D, Chairman Frontier Consulting
Group
- http://www.marketing.co.id/blog/2012/01/21/10-karakter-unik-konsumen-indonesia/
- http://forum.kompas.com/urban-life/34622-10-perilaku-konsumen-indonesia.html
Consumer Innovativeness, Compulsive Consumer, dan Consumer Ethnocentrism
nama : winda trie ananda
kelas : 3ea18
COMPULSIVE CONSUMER
http://warning-coffeepark.blogspot.com/
kelas : 3ea18
CONSUMER INNOVATIVENESS
Para pemasar seringkali berusaha untuk mempelajari perilaku dari
para consumer innovators, yaitu mereka yang selalu menjadi yang pertama untuk
mencoba hal-hal baru baik barang, jaa maupun kegiatan-kegiatan baru. Tanggapan
dari para innovator ini seringkali merupakan gambaran mengenai akan sukses atau
tidaknya suatu produk dipasaran.
Beberapa karakteristik yang menentukan apakah konsumen seorang
innovator atau bukan, antara lain berikut ini.
a. Tingkat
keinovatifan
Tingkat keinovatifan konsumen dapat diukur menggunakan
instrument yang dibentuk oleh para peneliti, yang bersifat fleksibel dalam
domain kajiannya, misalnya untuk diterapkan pada kategori produk yang
luas(personal computer), subkategori produk (computer jenis notebook) ataupun
tipe produk (computer notebook mini beratnya 3 pound).
b. Dogmatisme
Dogmatisme merupakan karakteristik manusia yang mengukur kekakuan
atau rigidity dan keterbukaan yang ditunjukkan konsumen terhadap informasi atau
hal-hal baru yang kurang familiar atau yang tidak sesuai dengan system
keyakinan mereka. Konsumen dengan dogmatis tinggi akan sulit menerima hal-hal
yang tidak familiar dengan mereka. Penerimaan akan dilakukan dengan rasa tidak
nyaman dan tidak psti, sedangkan konsumen dengan tingkat dogmatis merendah akan
memiliki sikap terbuka terhadap hal-hal yang kurang familiar atau tidak sesuai
dengan system keyakinan mereka.
Implikasi tingkat dogmatisme yang dianut oleh konsumen pada dunia
pemasaran adalah konsumen dengan tingkat dogmatisme tinggi seringkali dianggap
sebagai konsumen dengan pandangan tertutup dan biasanya memilih produk yang
sudah lama ada, bukan produk-produk inovatif. Hal ini bertolak belakang dengan
konsumen dengan tingkat dogmatisme rendah (berpandangan terbuka) yang lebih
memilih produk-produk inovatif daripada produk-produk tradisional. Oleh karena
itu, dalam aspek komunikasi juga dibedakan antara konsumen yang memiliki
tingkat dogmatisme rendah dan yang tinggi.
Mereka yang cenderung rigid atau tingkat dogmatismenya tinggi
biasanya lebih tertarik apabila pada iklan produk inovatif ditampilkan endorser
baik selebriti ataupun orang ternama, sedangkan konsumen degan tingkat
dogmatisme rendah cukup tertarik dengan iklan produk inovatif yang menampilkan
keunikan atau perbedaan produk baru tersebut jika dibandingkan dengan
produk lainnya.
c. Karakter sosial
Karakter sosial merupakan karakteristik seseorang yang meliputi 2
titik ekstrem yaitu inner-directedness dan other-directedness.
Istilah yang pertama berarti konsumen cenderung menggunakan nilai-nilai maupun
keyakinan dalam dirinya sendiri dalam mengevaluasi produk, sedangkan
other-directedness mencerminkan karakteristik konsumen yang lebih
mempertimbangkan nilai-nilai atau petunjuk dari orang lain mengenai apa yang
benar dan apa yang salah dalam mengevaluasi produk.
Biasanya konsumen yang memiliki
karakter inner-directedness memiliki kemungkinan yang lebih besar
dari pada other-directedness untuk mengevaluasi suatu produk.
Contoh Kasus
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan
studi kasus, pada industri pengolahan rotan PT. Fairco Agung Kencana pada bulan
Januari sampai dengan Maret 2004. Data yang digunakan meliputi data primer dan
data sekunder. Teknik pengambilan contoh (responden) dilakukan secara sengaja
(purposive). Data hasil penilaian responden terhadap indikator komponen
teknologi dan indikator kemampuan teknologi diolah dengan analisis Gap, dengan
melihat perbedaan nilai pengamatan dan nilai yang diharapkan perusahaan dari
kedua indikator tersebut. Sedangkan dalam menentukan alternatif strategi yang
dilakukan di hitung dengan menggunakan PHA ( Proses Hirarki Analitik).
Berdasarkan hasil penelitian, tingkat kecanggihan perangkat
komponen teknologi sudah sesuai dengan yang diharapkan perusahaan, Pada
pengkajian komponen technoware, yang harus diperhatikan adalah pada tahapan QC
amplas, sedangkan pada komponen Humanware yang lebih diperhatikan adalah
manajer dan maintenance karena pada pada level tersebut bertugas sebagai
penunjuk pelaksana di lapangan. Pada komponen Inforware yang lebih diperhatikan
adalah tingkat pembelian dan peningkatan informasi, sedangkan komponen Orgaware
gap terbesar terdapat pada divisi litbang dan pada struktur organisasinya.
COMPULSIVE CONSUMER
Ketika kita menggunakan istilah "consumption
compulsive," atau konsumen kompulsif kita berbicara tentang jenis perilaku
konsumen yang tidak pantas, biasanya berlebihan, dan jelas mengganggu kehidupan
individu yang muncul impulsif didorong untuk mengkonsumsi. Orang yang membeli
sweater beberapa identik dengan warna berbeda karena ia hanya "harus"
atau karena. "Saya merasa baik di dalamnya," meskipun ia tahu ia
tidak mampu membayar untuk itu, adalah contoh klasik. Meskipun konsekuensi mungkin
memiliki efek yang parah pada kehidupan sehari-hari, konsumen kompulsif membeli
pula.
Akibatnya, aktivitas normal seperti membuka surat atau menjawab
telepon mengambil makna baru. Bagi pembeli kompulsif banyak ada ketakutan
konstan dihadapkan oleh tagihan lain yang besar, atau kreditur marah. Banyak
mencoba untuk menyembunyikan kedua tagihan dan barang yang dibeli karena takut
ditemukan. Dalam beberapa kasus, orang bahkan terlibat dalam kegiatan kriminal
dalam rangka untuk membayar tagihan mereka dan mempertahankan garis mereka
kredit.
.
Contoh Kasus
Seorang anak belasan tahun dapat memandang dirinya sebagai ”lebih
didambakan, lebih modern, dan lebih sukses” karena ia memiliki ”sepasang sepatu
karet model tahun terakhir” yang diburu banyak emosi manusia dapat dihubungkan
dengan kepemilikan yang berharga sehingga kepimilikan tersebut dapat dianggap sebagai perluasan
diri.
CONSUMER ETHNOCENTRISM
Consumer ethnocentrism individu memberikan pemahaman tentang apa
pembelian yang diterima oleh kelompok-, serta perasaan identitas dan milik.
Bagi konsumen yang tidak etnosentris, atau polisentris konsumen, produk
dievaluasi berdasarkan jasa-jasa mereka eksklusif asal-usul kebangsaan, atau
bahkan mungkin dilihat lebih positif karena mereka asing (Shimp & Sharma,
1987; Vida & Dmitrovic, 2001).
Contoh Kasus
konsumen prihatin dengan identitas budaya mereka, nasional dan
etnis semakin dalam dunia yang lebih saling berhubungan. Beberapa konsumen
meneliti menetapkan bahwa orang membuat keputusan pembelian mereka pada isyarat
informasi.
http://ichwangooner08.blogspot.com/2012/11/consumer-innovativeness-consumer.html
http://radikayudatri.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)